Kamis, 05 Mei 2011

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PERCOBAAN BUNUH DIRI

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PERCOBAAN BUNUH DIRI

Masalah : Percobaan Bunuh  Diri 
Pertemuan : Ke 1 (satu)
Tanggal : 21 Mei 2005

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien bicara sendiri nampak bingung, mempermainkan jari-jari tangannya, kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara, sulit berkomunikasi dengan perawat, sering menunduk, pembicaraan kacau.            
2. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dan mengenali masalah bunuh diri.

Tindakan:
a.  memperkenalkan diri
b.  menjelaskan tujuan interaksi
c.  menciptakan lingkungan yang aman dan tenang
d. mewawancarai dan mengobservasi kondisi klien secara langsung dari keluarga.


B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
I. FASE ORIENTASI
“ Selamat siang Mbak !”
“ Bagaimana keadaan Ibu hari ini?”
“ Kenalkan, nama saya Sugiharti  Dwi, biasa dipanggil  Suster Dwi”. Nama Mbak siapa?, nama panggilan Mbak siapa? Saya mahasiswa PSIK  UNDIP yang bertugas URJ hari ini.
“Boleh saya tahu usia Mbak berapa? Tinggal dimana? Di rumah tinggal dengan siapa?”
“ Hari ini kita akan bincang-bincang mengenai keluhan yang Mak rasakan”.

II. FASE KERJA
1. Menanyakan identitas pengantar klien
“Siapa nama Ibu? Apa hubungan dengan klien? Dimana alamat Ibu? Apakah Ibu tinggal satu rumah dengan klien? Apa alasan Ibu membawa klien ke RSJ?”
 2. “Apa penyebab klien dibawa ke RSJ sehubungan dengan perilaku yang membahayakan diri/lingkungan/ orang lain atau yang aneh antara lain: perubahan tingkah laku, mencoba bunuh diri, memukul orang, mengamuk dan lain-lain”.
3. “Apa tanda-tanda yang diperlihatkan klien saat di rumah: bicara sendiri, melamun, bicara kacau, marah-marah, menangis, berjalan ke sana kemari, tidak mau makan dan minum dan kebingungan”.
4. “Apakah penyakit ini yang pertama kali diderita atau sudah berkali-kali? Apakah gejalanya mirip, kapan saja, dirawat dimana, berapa lama sakitnya, sembuh atau tidak, berobat teratur atau tidak, apakah penyakit sekarang lebih berat/ringan dari pada yang dulu?”
5. “Adakah kejadian-kejadian yang luar biasa sebelum timbulnya penyakit yang mungkin menyebabkan gangguan jiwa?”
6. “Apakah pekerjaan klien, apa masih sekolah, bagaimana kemajuan sekolah sebelum dan pada waktu sakit atau setelah sembuh dari penyakit yang terdahulu?”
7. “Bagaimana sifat dan perilaku penderita sebelum sakit?”
8. “Apakah dalam keluarga ada yang sakit ingatan (jiwa) siapa dan apakah gejalanya mirip dengan klien?”
9. “Bagaimana riwayat pribadi klien, bagaimana kondisi waktu dilahirkan, waktu semasa kecil, siapa yang mengasuh klien?”
10. Mengkaji tentang persepsi dan isi pikir klien:
a. “Apakah klien pernah mendengar bisikan atau suara-suara pada telinga?”
b. “Apakah klien pernah melihat bayangan-bayangan/hal aneh atau setan atau orang yang sudah mati?”
c. “Apakah pikiran saudara dikendalikan/diketahui orang lain?”
d. “Apakah ada orang yang menuduh, menganiaya, mengancam atau mengejar-ngejar klien?”
e. “Apakah klien merasa bersalah, merasa diberlakukan tidak adil?”
11. “Apakah klien masih mampu mengingat masa lalu?”
12. Mengkaji tentang konsep diri klien:
a. “Apakah ada bagian tubuh klien yang tidak disukai, bagian mana, apa alasan tidak disukai?”
b. “Apa jenis kelamin klien, apa perasaan klien mempunyai jenis kelamin itu, apakah ada kesulitan dalam memerankan?”
c. “Tugas apa yang diberikan pada klien saat di rumah, di masyarakat? Mampu tidak klien melaksanakan?”
d. “Apa yang menjadi cita-cita klien? Apa harapan klien terhadap tubuh, status, tugas dan lingkungan?”
e. “Apakah klien mampu bersosialisasi, apakah klien mempunyai banyak teman, bagaimana pergaulan klien, siapakah orang terdekat dengan klien?”
13. “Bagaimana penampilan secara umum dari klien? Rapi, sopan, kacau, bingung?”

III. FASE TERMINASI 
“Sementara itu dulu yang kita bicarakan hari ini”.     
“Saya sangat senang dan menghargai karena Mbak sudah bisa mengungkapkan perasaan dengan baik dan mau bercerita dengan saya”. 
“Besok kita akan bertemu lagi dan berbincang-bincang tentang kemampuan yang dimiliki oleh Mbak”. Nanti yang akan mengajak bincang-bincang adalah teman saya yang di bangsal, jadi untuk waktu dan tempat nanti kita bicarakan lagi”.
“Baiklah Mbak sampai nanti, terima kasih”.                               


Photobucket