Senin, 17 Januari 2011

Obat Anti Depresi

OBAT ANTI DEPRESI


I. INDIKASI PENGGUNAAN
Gejala sasaran / target syndrome : Sindroma Depresi

Diagnosa medik Sindroma Depresi :
a. Selama paling sedikit 2 minggu dan hamper setiap hari mengalami :
1. Rasa hati yang menurun
2. Hilang minat dan rasa senang
3. Kurang tenaga hingga mudah lelah, penurunan kegiatan

b. Keadaan diatas disertai gejala-gejala :
1. Penurunan konsentrasi pikiran dan perhatian
2. Pengurangan rasa harga diri dan rasa percaya diri
3. Pikiran perihal dosa dan tidak berguna lagi
4. Pandangan suram dan pesimistik terhadap masa depan
5. Gagasan atau tindakan mencederai diri/bunuh diri
6. Gangguan tidur
7. Pengurangan nafsu makan

c. Gangguan dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala ; penurunan kemampuan bekerja, hubungan social dan melakukan kegiatan rutin.

Sindroma Depresi dapat terjadi pada :
* Sindroma Depresi Psikik : Gangguan afektif bipolar dan uni polar ( Mayor Depresion ), Gangguan distimik, Gangguan siklotimik
* Sindroma Depresi Organik : Hypotyroid induced depression, brain injury depression, obat reserpin.
* Sindroma Depresi Situasional : Gangguan penyesuaian dan depresi, grieve reaction
* Sindroma Depresi Penyerta ; Gangguan jiwa dan depresi, seperti obsesi kompulsif, gangguan panic, dementia, gangguan fisik dan depresi sperti stroke, MCI dan kanker

Jenis Obat Anti Depresi :
1. Obat Anti-Depresi TRISIKLIK : Trysiclic Anti Depressant (TCA), contoh Amytriptilin, Imipramine, Clomipramine, Amineptine, Opipramol
2. Obat Anti-Depresi TETRASIKLIK, contoh Maprotiline, Mianserin, Amoxapine
3. Obat Anti-Depresi MAOI ( Monoamine Oxidase) Reversibel, contoh : Moclobamide
4. Obati Anti-Depresi SSRI ( Selective Serotonin Reuptake Inhibitor ), contoh : Setraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine
5. Obat Anti-Depresi ATYPICAL , contoh : Trazodone

II. MEKANISME KERJA
Hipotesa :
SIndroma Depresi disebabkan oleh defisiensi relative salah satu atau beberapa “ Aminergic Neurotransmitter “ ( noradrenaline, serotonine, dopamine ) pada sinaps neuron di SSP , khususnya pada system limbic.
Mekanisme kerja obat Anti-Depresi adalah :
a. Menghambat “ Reuptake aminergic nerotranmitter”
b. Menghambat penghancuran oleh enzim “ Monoamine Oxidase”, sehingga terjadi peningkatan jumlah “aminergic neurotransmitter” pada sinaps neuron di SSP.

III. PROFIL EFEK SAMPING
Efek samping obat Anti-Depresi dapat berupa :
1. Sedasi : Mengantuk, , kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor berkurang, kemampuan kognitif menurun, dll.
2. Efek Antikolinergik: Mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus takikardi, dll .
3. Efek Anti-Adrenergik Alfa : Perubahan EKG, hipotensi
4. Efek Neurotoksik : Tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia

Efek samping yang tidak berat (tergantung daya toleransi dari penderita), biasanya berkurang setelah 2-3 minggu bila tetap diberikan dengan dosis yang sama.
Pada keadaan overdosis/intoksikasi trisikilik dapat timbul “ Atropine Toxic Syndrome” dengan gejala : eksitasi SSP, hipertensi, hiperpirexia, konvulsi, toxic confusional state ( confusion, delirium, disorientasi ). Tindakan untuk keadaan tersebut :
a. Gastric lavage ( hemodialisis tidak bermanfaat oleh karena obat Trisiklik bersifat “protein binding”, forced diuresis juga tidak bermanfaat oleh karena “renal excretion of free drug” rendah ).
b. Diazepam 10 mg (im) untuk mengatasi konvulsi
c. Prostigmine 0,5-1,0 mg (im) untuk mengatasi efek anti kolinergik ( dapat diulangi setiap 30’-45’ sampai gejala mereda ).
d. Monitoring EKG untuk deteksi kelainan jantung

Kematian dapat terjadi oleh karena”Cardiac Arrest”. “ Lethal Dose” Trisiklik + swekitar 10 kali “therapeutic dose’, maka itu tidak memberikan obat dalam jumlah besar kepada penderita depresi ( tidal lebih dari dosis seminggu)., dimana pasien seringkali sudah ada pikiran untuk bunuh diri. Obat Anti-depresi golongan SSRI relative paling aman pada overdosis.




VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan penggunaan obat Anti-depresi adalah :
a. Resiko tinggi mencederai diri berhubungan dengan peningkatan energi
b. Resiko injuri b.d efek samping sedasi, meningkatnya frekuensi kejang, hipotensi orthostatic, krisis hipertensi, aritmia, photosensitivity.
c. Isolasi social b.d. depresi mood
d. Konstipasi b.d. efek samping obat

Perencanaan / Intervensi
1. Efek Antikolinergik
a. Mulut kering : Tawarkan permen, es, air putih
b. Pandangan kabur : Anjurkan tidak menyetir mobil sementara
c. Konstipasi : Anjurkan makanan berserat, banyak minum
d. Retensi urin : Monitor intake output, Anjurkan pada kilen untuk melaporkan bila tidak bisa bak
2. Sedasi
a. Berikan obat menjelang jam tidur sesuai indikasi
b. Kolaborasi dengan dokter menurunkan dosis sedasi
3. Hipotensi Orthostatik
a. Anjurkan pasien untuk bangun dari tempat tidur secara perlahan
b. Monitor tekanan darah, catat adanya perubahan
c. Hindari mandi air panas yang lama
4. Memperpendek frekuensi kejang
Observasi ketat pasien dengan riwayat kejang
5. Tacycardi, aritmia
Monitor Tekanan darah, nadi, ritmenya, catat adanya perubahan
6. Photosensitifitas ( pada Tryciclic )
Pastikan pasien menggunakan sunscreen, baju lengkap dan kaca mata gelap saat diluar rumah
7. Krisis Hipertensi ( pada MAOI )
Hentikan pengobatan, monitor tanda vital, berikan obat antihipertensi sesuai order dokter
8. Priapism ( Ereksi penis yang memanjang , pada Trazodone )
Tunda pemberian obat, beritahu dokter
9. Penurunan BB ( pada SSRI )
Hati-hati pada pasien anoreksia, timbang BB tiap hari



DAFTAR RUJUKAN



Towsend, M.C. (1996). Psychiatric mental nursing: concepts of care.
( 2nd edition). Philadelphia ; FA Davis Company. P. 274-279.

Photobucket