Sabtu, 23 Juli 2011

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION

LAPORAN PENDAHULUAN
ASKEP PADA KLIEN DENGAN ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION

I. DEFINISI
Acute Myocardial Infarction adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan oksigen pada miokard.
Jika aliran darah ke miokard berkurang 80-90 % secara tiba-tiba maka akan terjadi iskemi, kemudian berlanjut menjadi nekrosis.  Infark dapat menyebabkan kematian jaringan yang irreversibl.  
Peran oksigen pada miokard dibutuhkan pada saat aktivitas preload dan afterload, kontraksi jantung, dan denyut jantung .

Jenis-jenis MCI :
Infarct transmural : infark pada seluruh lapisan dinding ventrikel; anterior, inferior dan posterior.
Infarct subendocardial : pada lapisan superfisial

II. ETIOLOGI
Coronary arterial Disease, diantaranya :
Atherosclerosis pembuluh darah arteri coroner
Trombus yang pecah
Trombosis
Oklusi pembuluh darah
Faktor resiko :
Hiperkolesterolemia
Hipertensi
Merokok
Contributing factor : umur, hereditas, aktivitas, obesitas, intoleransi glukosa dan perilaku stress
III. PATHOFISIOLOGI


























IV. KOMPLIKASI
1. Distress psikologis ( denial, cemas )
2. Disritmia (pada 72-96 % klien dengan MCI akut): ventrikel disritmia, sinus bradikardi, gangguan konduksi, disritmia supraventrikular.
3. Congestive Heart Failure dan edema paru
4. Syok kardiogenik
5. Perikarditis
6. Komplikasi nekrosis miokard: aneurisma, VSD
7. MCI berulang, setelah 6 tahun, pria 23 %, wanita 31 %
8. Sindroma Dressler (Perikarditis lanjut), karena autoimun
9. Emboli paru, sekunder dari phlebitis kaki, trombosis vena, atrial flutter, fibrilasi

V. MANIFESTASI KLINIK
1. Nyeri akut pada dada kiri yang menjalar ke lengan , punggung dan dagu kiri
2. Terjadi secara tiba-tiba disertai atau tanpa penyebab yang jelas, biasanya terjadi pada pagi hari.
3. Nyeri dada hanya bisa berkurang dengan pemberian opioids ( morphin )
4. Lamanya nyeri 30 menit atau lebih
5. Sering disertai dengan gejala seperti : mual, daphoresisi, dyspnea, cemas dan takut, disritmia, palpitasi, pusing.

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Elektrokardiogram :
Perubahan EKG yang terlihat selama fase akut :
Biasanya T dan ST normal setelah fase akut.
Prognosa infark pada dinding inferior lebih baik pada dinding anterior sebab ventrikel kanan tidak begitu mempengaruhi fungsi pompa jantung.
2. Enzim jantung :
Infark, mengeluarkan enzim jantung
Waktu antara pengeluaran enzim sampai ke aliran darah ditentukan oleh; besar kecilnya molekul, aliran darah dan limfe
CPK ( Creatinin Phospokinase ), meningkat 4 jam setelah nyeri dada, puncaknya pada 12-24 jam, dan normal kembali dalam 48-72 jam.
LDH ( Lactat Dehydrogenase ) , meningkat pda 8-12 jam setelah nyeri dada, puncaknya pada 3-4 hari, dan normal kembali dalam 10-14 hari.
SGOT ( Non spesifik )
3. Test laboratorium : lekosit, elektrolit, glukosa, faktor pembekuan
4. Ro thorax : CTR
5. Echocardiogram

VII. PENETALAKSANAAN MEDIS
1. Trombolitik
Efektif 80-90 % pada infark akibat thrombus.  Jenis : tissue Plasminogen Activator, Sterptokinase, Urokinase.  Pemberian dilanjutkan dengan Heparin sodium dan aspirin dalam 5-7 hari.
2. PTCA ( Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty )
Teknik mengembangkan balon di arteri koroner yang mengalami stenosis untuk memperbaiki aliran darah koroner bagian distal
3. Directional Coronary Atherectomy
Mengiris dan membuang plak ateroma, mengatasi kelemahan PTCA, yaitu restenosis dan penutupan yang tiba-tiba.
4. Intracoronary Stent
Mengurangi resiko penutupan yang tiba-tiba dan mempertahanakan kepatenan.
5. Laser Ablasi
Menghilangkan plak ateroma.
6. Beta adrenergic blocker
7. Calsium Antagonist



VIII. PENGKAJIAN 

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d. tidak adekuatnya perfusi jaringan miokard
2. Penurunan COP b.d. ganggaun elektrik, struktur, dan mekanik
3. Intoleransi aktivitas b.d. penurunan suplai oksigen jaringan miokard

X. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Penghilangan Nyeri Dada :
- Kolaborasi dokter dan perawat
- Vasodilator dan obat anti koagulan 
- Pantau  nyeri dada
- Oksigen 2-4 ltr/mnt kanul
- Kaji tanda vital lebih sering selama merasakan nyeri
- Istirahat fisik ditempat tidur posisi fowler
- EKG 12 lead sesuai indikasi
- Instruksikan pasien untuk memberitahu staf tentang nyeri selanjutnya

2. Memperbaiki Fungsi Respirasi :
- Kaji pernapasan teratur dan teliti : takipnea, ortopnea.
- Perhatikan status volume cairan  
- Anjurkan pasien bernapas dalam 
- Merubah posisi tidur kekanan & kekiri bila serangan akut tidak terjadi

3. Meningkatkan Perfusi Jaringan adekuat
- Periksa suhu dan denyut nadi perifer
- Monitor irama jantung
- Minimalkan konsumsi oksigen jantung dengan lingkungan yang tenang

4. Pengurangan Kecemasan
- Bina hubungan saling percaya
- Beri kesempatan pasien berbagi rasa
- Beri pasien merasa diterima 
- Jelaskan tentang lingkungan, semua prosedur dan peralatan yang dipakai pasien.
- Libatkan keluarga dalam perawatan pasien.
- Kolaborasi pemberian sedatif sesuai kebutuhan
- Gunakan waktu yang tepat dalam menggali perasaan pasien



DAFTAR PUSTAKA

Eliastam, M., Sternbach, G., & Bresler, M. (1998). Buku saku : Penuntun
kedaruratan medis. ( edisi 5 ). Jakarta ; EGC.

Hudak & Gallo.(1994). Critical care nursing : a holistic approach. 
(7th edition). Lippincott : Philadelphia..

Thelan, et.al. (1994).  Critical care nursing ; Diagnosis and management.
(2nd edition). St. louis ; Mosby Company.



Photobucket