Selasa, 18 Januari 2011

Asuhan Keperawatan Skizofrenia Katatonik

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN SKIZOFRENIA KATATONIK


PENGERTIAN
Skizofrenia adalah suau bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir, afek/emosi, kamauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi; asoisasi terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi, afek dan emosi perilaku bizar.
Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana namun faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas. Kraepelin menyebut gangguan ini sebagai demensia precox.

JENIS
Skizofrenia simplex : dengan gejala utama kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan
Skizofrenia hebefrenik, gejala utama gangguan proses fikir gangguan kemauan dan depersonalisasi. Banyak terdapat waham dan halusinasi
Skizofrenia katatonik, dengan gejala utama pada psikomotor seperti stupor maupun gaduh gelisah katatonik.
Skizofrenia paranoid, degnan gejala utama kecurigaan yang ekstrim diserttai waham kejar atau kebesaran
episoda schizoprenia akut (lir schizoprenia), adalah kondisi akut mendadak yang disertai dengan perubahan kesadaran, kesadaran mungkin berkabut.
Skizofrenia psiko-afektif, yaitu adanya gejala utama Skizofrenia yang menonjol dengan disertai gejala depresi atau mania
Skizofrenia residual adalah schizoprenia dengnan gejala-gejala primernya dan muncul setelah beberapa kali serangan Skizofrenia.

ETIOLOGI
1. Keturunan
2. Endokrin
3. Metabolisme
4. Ssp
5. Teori Adolf Meyer
6. Teori Sigmund Freud.


GEJALA
(MENURUT BLEULER)
I. GEJALA PRIMER
1. Gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran). Yna gpaling menonjol adalah gangguan asosiasi dan terjadi inkoherensi
2. Gangguan afek emosi
- Terjadi kedangkalan afek-emosi
- Paramimi dan paratimi (incongruity of affect / inadekuat)
- Emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu kesatuan
- Emosi berlebihan
- Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik
3. Gangguan kemauan
- Terjadi kelemahan kemauan
- Perilaku negativisme atas permintaan
- Otomatisme : merasa pikiran/perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain
4. Gejala psikomotor
- Stupor atau hiperkinesia, logorea dan neologisme
- Stereotipi
- Katelepsi : mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama
- Echolalia dan echopraxia
5. Autisme.

II. GEJALA SEKUNDER
1. Waham
2. Halusinasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. RESIKO TINGGI TERHADAP KEKERASAN : DIARAHKAN PADA DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN
Tujuan : klien tidak membahayakan dirinya maupun orang lain
INTERVENSI RASIONAL
Pertahankan lingkungan dalam tingkat stimulus yang rendah
Obseervasi secara ketat perilaku klien
Singkirkan semua benda berbahaya

Salurkan perilaku merusak pada kegiatan fisik
Lakukan fiksasi bila diperlukan

Berikan obat tranquilizer
Kecemasan meningkata dalam lingkungan penuh stimulus
Mewmastikan klien dalam keadaan aman

Dalam keadaan gelisah, bingung dapat menggunakan benda tajam untuk melukai
Menghilangvkan ketegangan yang terpendam
Keamanan klien merupakan prioritas perawatan
Menurunkan kecemasan/ketegangan

2. KOPING INDIVIDU TAK EFEKTIF
Tujuan : Klien tidak menggunakan lebih banyak ketrampilan penggunaan koping adaptif
INTERVENSI RASIONAL
Usahakan petugas kesehatan tetap
Hindari kontak fisik

Hindari tertawa, berbisik didekat pasien
Jujur dan selalu menepati janji.

Periksa mulut klien setelah minum obat
Jangan berikan kegiatan kompetitif
Motifasi untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya





Sikap asertif Menigkatkan hubungan saling percaya
Mungkin dianggap bentuk penganiayaan fisik
Mengurangi rasa curiga

Meningkatkan hubungan saling percaya
Klien sering manipulatif dalam minum obat
Merupakan ancaman pada pasien curiga
Mengnungkapkan perasaan secara verbal dalam lingkungan yang tidak mengancam mungkin akan menolong pasien untuk sampai pada keadaan tertentu dimana pasien mencurahkan perasaan setelah sekian lama terpendam
Pasien curiga tidak memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan sikap yang bersahabat atau ceria sekali

3. PERUBAHAN PERSEPSI –SENSORI
Tujuan : Klien tidak menggunakan lebih banyak ketrampilan penggunaan koping adaptif
INTERVENSI RASIONAL
Observasi tanda halusinasi


Hindari menyentuh pasien secara tiba-tiba, yakinkan bahwa ia aman disentuh
Sikap menerima dan mendorong pasien menceritakan halusinasi

Jangan mendukung halusinasi


Alihkan perhatian pasien dari halusinasi Intervensi awal untuk mencegah respon agresif yang diperntahkan halusinasi
Pasien dapat mengartikan sentuhan sebagai ancaman

Mencegah kemungkinan cidera pasien atau orang lain karena ada perintah adari halusinasi
Perawat harus jujur pada pasien pada pasien sehingga pasien menyadari suara itu tidak ada
Keterlibatan pasien dalam kegiatan interpersonal; akan menolong klien kembali dalam realitas

4. PERUBAHAN PROSES FIKIR
Tujuan : Klien menyatakan berkurangnya pikiran-pikiran waham
INTERVENSI RASIONAL
Tunjukkan sikap menerima  keyakinan pasien tanpa sikap mendukung
Tidak membantah/menyangkal keyakinan pasien
Bantu pasien untuk menghubungkan keyakinan yang salah dengan peningkatan kecemasan
Fokus dan kuatkan realitas
Bantu dan dukung pasiend alam mengungkapkan secara verbal perasaan ansietas, takut, tak aman Penting untuk dikomunikasikan pada pasien bahwa perawat tidak menerima delusi sebagai realita
Membantah pasien tidak menimbulkan manfaat, dapat merusak hubungan
Jika pasien dapat belajar menghentikan kecemasan, pikiran waham mungkin dapat dicegah

Mengurangi pikiran-pikiran waham
Ungkapan secara f\verbal dalam lingkungan yang tidak mengancam akan menolong pasien untuk mengungkapkan perasaan yang mungkin terpendam



Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi

PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) 
STIMULASI PERSEPSI PADA KLIEN DENGAN HALUSINASI 


A. Tujuan Umum
Klien dapat mengungkapkan persepsinya terhadap stimulus realita yang ada dengan benar dan tepat

B. Tujuan Khusus
Klien mampu:
1. Mengikuti TAK dengan benar sesuai dengan ketentuan.
2. Menginterpretasikan apa yang dilihat/didengar/diraba/dirasakan dengan benar dan tepat.
3. Berdiskusi dengan peserta yang lain tentang apa yang dilihat didengar diraba dirasa
4. Mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti kegiatan

C. Kriteria Peserta
Klien dengan halusinasi penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan,

Hubungan Terapeutik Perawat-Klien

HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-KLIEN


  
Hubungan terapeutik perawat-klien adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman untuk memperbaiki emosi klien. Dalam hubungan ini perawat memakai diri sendiri dan teknik pendekatan yang khusus dalam bekerja dengan klien untuk memberi pengertian dan merubah perilaku klien.
Secara umum tujuan hubungan terapeutik adalah untuk perkembangan klien (Stuart dan Sundeen, 1987; 96), yaitu:
1. Kesadaran diri, penerimaan diri dan penghargaan diri yang meningkat
2. Pengertian yang jelas tentang identitas diri dan integritas diri ditingkatkan
3. Kemampuan untuk membina hubungan intim interdependen, pribadi dengan kecakapan menerima dan memberi kasih sayang.
4. Meningkatkan fungsi dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan pribadi yang realistis.
Untuk  mencapai tujuan di atas, berbagai aspek kehidupan klien akan diekspresikan selama berhubungan dengan perawat. Perawat akan mendorong klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran dan persepsi serta dihubungkan dengan perilaku yang tampak (hasil observasi dan laporan). Area yang diidentif

Perilaku Bunuh Diri

PERILAKU BUNUH DIRI



LAPORAN PENDAHULUAN

I. MASALAH UTAMA
Perilaku bunuh diri.

II. PROSES TERJADINYA MASALAH
Bunuh diri adalah perilaku merusak diri yang langsung dan disengaja untuk mengakhiri kehidupan. Individu secara sadar berkeinginan untuk mati sehingga melakukan tindakan-tindakan untuk mewujudkan keinginan tersebut. 
Perilaku bunuh diri disebabkan karena individu mempunyai koping tidak adaptif akibat dari gangguan konsep diri: harga diri rendah. 
Resiko yang mungkin terjadi pada klien yang mengalami krisis bunuh diri adalah mencederai diri dengan tujuan mengakhiri hidup.
Perilaku yang muncul meliputi isyarat, percobaan atau ancaman verbal untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan kematian perlukaan atau nyeri pada diri sendiri.

III. A. POHON MASALAH

Manajemen Jiwa

MANAJEMEN JIWA

A. DATA GATHERING
1. Data gathering adalah kegiatan pengumpulan data yang merupakan kegiatan pertama yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah. Sedangkan data adalah hasil dari suatu pengukuran dan atau pengamatan.
2. Sumber data
- Sumber primer : misal hasil observasi dan wawancara langsung
- Sumber sekunder : misal data dari laporan atau dokumentasi
- Sumber tersier : hasil publikasi badan-badan resmi
3. Cara pengumpulan data
- Wawancara
- Inspeksi
- Observasi partisipatif
4. Jenis data
Jenis data yang dikumpulkan mencakup data-data dalam lingkup manajeme

Mekanisme Koping Individu

MEKANISME KOPING INDIVIDU

Stresor : - Psikologis
- Biologikal
- Kimia
- Fisik

Macam - macam koping :
1. Coping model:
Berasal dari psikoanalis, individu mempunyai kemampuan yang dapat di amati  modelnya.
Model yang dipelajari :
 persepsi akan menentukan respon terhadap stresor apapun bentuk stresor bila persepsinya baik, maka hasil stresnya juga baik.
Persepsi dapat berkembang dan dilatih (individu dan organisasi) pemberian stressor yang tidak melebihi  tingkat kemampuan individu akan memperbaiki coping yang  lebih baik

Senin, 17 Januari 2011

Efek Teori dan Memori ECT

efek teori dan Memori ECT: memberi tahu dan menaksir patientsAdvances di (dalam) Psychiatric


Abstrak:
(Di) atas sedikit tahun masa lalu electroconvulsive therapy ( ECT) telah datang di bawah penelitian dengan cermat ditingkatkan dalam UK, dengan tinjauan ulang [yang] sistematis pertama [dari;ttg] pengalaman pasien dan petunjuk nasional [yang] baru. Tujuan [kita/kami] di (dalam) artikel ini adalah untuk menterjemahkan terbaru dan kadang-kadang mengacaukan statemen kebijakan dan riset ke dalam bimbingan praktis yang bermanfaat bagi pasien. Kita menguji bukti-bukti pada [atas] efek teori dan memori permanen ECT, dengan suatu fokus pada [atas] menggambarkan alam[i] mereka, pemahaman bagaimana ECT mungkin menyebabkan [mereka/nya], memberi tahu pasien calon tentang [mereka/nya], dan menaksir dampak mereka pada [atas] pasien [yang] terdahulu. Kita menguraikan suatu metoda [yang] efektif dan sederhana untuk menaksir mundur/memburuk hilang ingatan. Data tidak ada pada waktu ini untuk mengkonfirmasikan mekanisme dengan mana ECT menggunakan efek [yang] kurang baik nya, tetapi clinicians perlu secara penuh menginformasikan pasien (menyangkut) efek [yang] kurang baik permanen mungkin (menyangkut) perawatan, yang (mana) ter/memasukkan hilang ingatan, cacat teori dan cacat memori, dan perlu menyediakan kelanjutan yang menguji menggunakan relevan instrumen.

Pada bulan Januari 2002, sebagai bagian dari suatu tinjauan ulang electroconvulsive therapy ( ECT) dikerjakan oleh Departemen Health UK'S, Service Perusahaan Riset Pemakai ( PASTI) yang diterbitkan first-ever tinjauan ulang sistematis [dari;ttg] pandangan pasien pada [atas] ECT ( Riset Pemakai Jasa Mendirikanlah, 2002). Tinjauan ulang meliputi beberapa survei besar-besaran oleh atau dari orang yang telah menerima ECT dalam UK ( Jaringan Pembelaan Kerajuan Bntania I, 1996; ECT Tanpa Nama, 1999; Pedler, 2000). Di (Dalam) April 2003, National Institut untuk Clinical Keunggulan ( sekarang National Institut untuk Health dan Clinical Keunggulan, MANIS) bimbingan yang dikeluarkan pada [atas] penggunaan ECT, dan pada waktu yang sama, UK ECT Meninjaulah Ulang Kelompok yang yang diterbitkan suatu tinjauan ulang [dari;ttg] kemanjuran dan keselamatan nya ( Institut Nasional untuk Health dan Clinical Keunggulan, 2003; UK ECT Meninjaulah Ulang Kelompok, 2003). Perguruan tinggi Psychiatrists Raja telah mendirikan;tetapkan ECT Akreditasi Melayanilah dan meninjau kembali petunjuk nya untuk praktisi untuk mempertimbangkan NICE nasihat ( Perguruan tinggi Psychiatrists [yang] Raja, 2005).

Sebagian dari kesimpulan untuk keluar dari pekerjaan [yang] baru- khususnya, bahwa sedikitnya sepertiga pasien mengalami hilang ingatan [yang] permanen ( Riset Pemakai Jasa Mendirikanlah, 2002; Bangkitlah et al, 2003; Scott, 2005), bahwa separuh pasien tidak [pernah] menerima suatu penjelasan cukup sebelum perawatan ( Bangkitlah et al, 2003, 2005; Philpot et al, 2004) dan metoda ECT [yang] lebih baru itu belum mengakibatkan suatu pengurangan dapat dinilai di (dalam) efek [yang] kurang baik ( UK ECT Meninjaulah Ulang Kelompok, 2003)- menyatakanlah bahwa perubahan adalah terlambat di (dalam) kedua-duanya kebijakan dan praktek.

Bukti-Bukti baru menghadiahi peluang untuk meningkat;kan kepedulian [yang] klinis di (dalam) beberapa area: pembuatan maket sifat alami Efek [yang] kurang baik permanen ECT's; mengembang;kan cukup dan relevan perkakas untuk menilai pasien; dan menyediakan persetujuan yang secara penuh diberitahukan.

Penjelasan defisit
Adalah jelas dari suatu pembacaan pasien dekat melaporkan seperti [yang] didokumentasikan itu oleh SURE yang ' memori' apakah [yang] terlalu sederhana suatu terminologi untuk meliputi cakupan [dari;ttg] Efek [yang] kurang baik permanen ECT's, sekalipun begitu (yet) telah ada hampir tidak (ada) pekerjaan melakukan pada [atas] istilah [yang] yang meningkat;kan ( Bertinjulah 1). Kebingungan kembali kepada instrumen pertama secara rinci merancang untuk menilai orang ECT [yang] yang diberi, Squire Daftar Pertanyaan Memori ( SMQ; Mengantarkanlah et al, 1979). SMQ dikembangkan untuk membedakan antara perusakan/pelemahan teori dihubungkan dengan tekanan dan itu disebabkan oleh ECT. Walaupun Mengantarkanlah dan rekan kerja nya yang yang dipercaya yang mereka telah melakukan ini ( Mengantarkanlah& Irisan, 1983; Mengantarkanlah& Zouzounis, 1988), (orang) yang lain belum menggunakan test untuk tujuan [yang] diharapkan nya, dan adalah susah untuk katakan apakah SMQ telah membecekkan air lebih dari [itu] telah bersih itu. Walaupun sering menyatakan seolah-olah [itu] mengukur suatu kesatuan kesatuan ' memori', SMQ benar-benar meliputi berbagai dimensi pengamatan: perhatian, kesiap siagaan, konsentrasi, belajar. [Itu] tidak sama sekali menunjuk efek ECT [yang] paling umum, yang mana dengan berbagai cara disebut hilang ingatan, mundur/memburuklah kerugian memori atau hilang ingatan. Dengan terminologi ini biasanya dipahami kemusnahan dari suatu periode waktu spesifik di (dalam) suatu hidup orang.

Adalah kapan ' memori' apakah digunakan sebagai suatu terminologi stenografi untuk kedua-duanya mundur/memburuk hilang ingatan dan berbagai kesulitan berkelanjutan dengan fungsi memori dalam [kini/hadir] yang kebingungan berakibat/terjadi, suatu kebingungan yang memperhebat manakala yang belakangan kadang-kadang disebut ' anterograde hilang ingatan'. Walaupun paling akan memahami anterograde hilang ingatan untuk berarti cacat memori [yang] berkelanjutan, ini [adalah] tidak selalu kasus itu. AS Institut Mental Kesehatan Nasional telah menggambarkan anterograde hilang ingatan [seperti;sebagai;ketika] ketidak-mampuan untuk ingat peristiwa yang terjadi setelah ECT ( Institut Health [yang] Nasional, 1985) dan Pedoman [yang] baru College's ( Perguruan tinggi Psychiatrists [yang] Raja, 2005) nampaklah untuk menggunakan ia/nya dengan cara yang sama.

Untuk mengacaukan berbagai hal lebih lanjut, terminologi ' kerugian memori [yang] jangka pendek' apakah kadang-kadang digunakan sebagai suatu sinonim untuk anterograde hilang ingatan. jangka pendek Untuk beberapa kehendak berarti temporer, ke (orang) yang lain akan jadi dilihat sebagai uraian (menyangkut) jenis memori yang dimakan karat- kemampuan untuk mempertahankan informasi untuk suatu jangka pendek, atau bekerja memori ( Baddeley& Menyentakkanlah, 1974)- yang (mana) katakan tidak ada sesuatupun tentang umur panjang nya. Terminologi ' temporer' dibanding/bukannya ' jangka pendek' perlu selalu digunakan untuk mengacu pada efek yang memecahkan, tetapi bahkan kemudian haruslah digunakan di perhatian sebab neuropsychology mengenali perusakan/pelemahan penumpang sementara itu fungsi teori mungkin punya efek [yang] permanen bersifat sisa. ' Kelainan Fungsi Tubuh' atau ' cacat' harus digunakan dibanding/bukannya ' kerugian' ( yang (mana) menyiratkan suatu sekali peristiwa) untuk mengacu pada berbagai kesulitan berkelanjutan dengan pengamatan dan kesanggupan ingatan.

Jika terminologi anterograde hilang ingatan harus digunakan, haruslah tergambar jelas [sebagai/ketika/sebab] berbagai kesulitan dengan memori di (dalam) hidup sehari-hari , dan contoh di/memberi ( Bertinjulah 2).

Tak Bisa Diacuhkan, memori tumpang-tindih dengan dan menggolongkan teori lain berfungsi, seperti perhatian dan pelajaran seperti halnya keseluruhan kecerdasan/inteligen. Kapan individu [yang] pasti mempunyai ECT melaporkan memori disability,it berkelanjutan adalah (yang) penting bagi suatu clinician
yang dilatih;terlatih di (dalam) neuropsychological evaluasi untuk menggoda ke luar peran yang dimainkan oleh perhatian, konsentrasi, keseluruhan slowed mental yang memproses dan defisit fungsi eksekutip seperti ketidak-mampuan untuk bergeser mental di/yang di-set. ECT regu perawatan dan dokter jiwa tidak mungkin dilatih;terlatih di (dalam) neuropsychological evaluasi, [karena;sejak] di luar pengaturan riset [itu] [adalah] tidak routinely dilakukan pada [atas] orang [yang] pasti mempunyai ECT. Kapan adalah, [itu] pada umumnya diaktipkan oleh pasien, bukan dokter itu. Oleh karena ini, dokter jiwa memperlakukan/menraktir mungkin takut kewajiban pribadi dan demikian kemudian (adalah) menolak untuk menujukan defisit ke ECT.

[Itu] telah lama diketahui bahwa ECT dapat menghasilkan defisit di (dalam) fungsi teori [yang] non-memory-related ( Calev, 1994). Bagaimanapun, studi jangka panjang yang membandingkan orang dan kendali [yang] pasti mempunyai ECT untuk menentukan manakala dan jika non-memory fungsi teori normalises setelah ECT telah tidak di/melakukan. Suatu baterei neuropsychological test menyeluruh melaksanakan pada [atas] individu [yang] mempunyai mempunyai ECT antar[a] 9 bulan dan 30 tahun sebelumnya mengungkapkan perusakan/pelemahan pada [atas] bidang ukuran, bahkan setelah pengendalian untuk efek pengobatan dan penyakit ( orang bebas Et al, 1980).

Di samping pujian/rekomendasi yang dokter jiwa menginformasikan pasien non-memory teori setelah- efek ( Calev, 1994) dan memperingatkan [mereka/nya] bahwa ' mereka [adalah] tidak akan (ke) fungsi yang baik pada [atas] lebih [] tugas dibanding mereka mengantisipasi' ( Calev et al, 1995), pasien masih routinely tidak memberi tahu sekitar efek ini; tidak ada sebutan di antara mereka dalam format persetujuan direkomendasikan (menyangkut) Asosiasi [yang] Psikiatris Amerika ( APA; 2001), Royal Perguruan tinggi Psychiatrists ( 2005: catatan tambahan 1V) atau pabrikan ECT peralatan. Ini mungkin berperan untuk penemuan [yang] konsisten ( Bangkitlah et al, 2003, 2005; Philpot et al, 2004) bahwa separuh orang memberi ECT katakan mereka tidak menerima suatu penjelasan cukup (menyangkut) perawatan.

APA Sekarang menyetujui format tidak hanya tidak tidak berisi apapun peringatan tentang efek kurang baik pada [atas] pengamatan, tetapi menasehati bahwa ' Kebanyakan pasien melaporkan bahwa memori benar-benar ditingkatkan oleh ECT' ( Asosiasi [yang] Psikiatris Amerika, 2001). Statemen ini dibantah secara keseluruhan riset pemakai jasa seperti halnya penemuan SURE ( 2002) dan NICE ( 2003); tentu saja, Scott ( 2005) yang dikatakan yang NICE mengambil ' catatan khusus (menyangkut) bukti-bukti dari para pemakai yang perusakan/pelemahan teori setelah ECT sering berberat lebih persepsi mereka tentang segala manfaat dari itu'.

Apakah (itu) tekanan?
Jika tugas dalam menaksir hilang ingatan, defisit teori dan cacat memori diserahkan kepada suatu dokter jiwa pasien [yang] memperlakukan/menraktir, mungkin ada suatu kecenderungan untuk menujukan semua defisit, tanpa evaluasi, ke tekanan, bahkan ketika pasien telah secara penuh menyembuhkan. APA petunjuk menyatakan bahwa
' Pasien dengan manfaat [yang] yang merupakan gejala terbesar dari
ECT secara khas melaporkan peningkatan terbesar di (dalam)
evaluasi hubungan memori. Demikian Kemudian, kapan pasien
melaporkanlah perusakan/pelemahan memori hubungan setelah ECT, mereka
suasana hati seperti halnya pengamatan mereka harus ditaksir'
( Asosiasi [yang] Psikiatris Amerika, 2001: p. 72).

Tampaknya statemen ini didasarkan pada SMQ mencetak (prestasi) dari enam studi: Pettinati& Rosenberg, 1984; Weiner et al, 1986; Mattes et al, 1990; Sackeim et al, 1993 dan Coleman et al, 1996, dilibatkan pasien [yang] sama yang (mana) ; dan Sackeim et al, 2000. Pada [atas] rata-rata, pasien melaporkan peningkatan di (dalam) teori berfungsi ditaksir oleh SMQ di dalam 1 minggu ECT. Bagaimanapun, berikut harus diperhitungkan: dulu, peningkatan adalah relatif hanya untuk pre-ECT status [yang] segera, bukan baseline, demikian kemudian sesungguhnya mencerminkan suatu perusakan/pelemahan [netto/jaring]; dan detik/second, sasaran yang menguji diungkapkan yang pasien kenyataannya post-ECT cognitively lemah. Ada studi lain di mana pasien pos/tonggak perusakan/pelemahan [yang] yang dilaporkan- ECT pada [atas] SMQ ( Mengantarkanlah et al, 1979; Mengantarkanlah& Irisan, 1983; Mengantarkanlah& Zouzounis, 1988). Kepada luas yang segenggam penuh studi mendukung suatu klaim korelasi antar[a] suasana hati dan tingkatan diri teori dan memori selama atau dengan seketika setelah ECT, [di/ke] sana boleh jadi suatu korelasi antar[a] secara relatif meningkatkan tingkatan diri memori dan meningkatkan suasana hati. Tidak ada bukti-bukti dari suatu korelasi antar[a] memory/cognition lemah setelah ECT dan suasana hati [yang] lemah, sangat sedikit suatu hubungan sebab akibat. Masalah [dari;ttg] penilaian There prematur adalah banyak pertimbangan mengapa hospitalised pasien [yang] sudah menerima ECT mungkin menaksir terlalu tinggi kemampuan mereka. Setelah masing-masing perawatan [yang] mereka mengalami sindrom otak [yang] organik akut ( Sackeim, 1986). Di (dalam) rumah sakit, mereka [adalah] tidak diunjukkan ke bahkan minimally pajak tindakan seperti belanja dan mengemudi. Tidak ada isyarat/tongkat bilyard lingkungan seperti apa [yang] mereka diharapkan untuk mengetahui dan ingat di (dalam) peran mereka di luar rumah sakit itu . Dalam beberapa hari atau bahkan minggu, pasien tidak bisa memperoleh cukup pengalaman menggunakan memori dan pikiran mereka ke TERPOTONG. ALINEA TERLALU BESAR (

Pekerjaan terakhir yang menggunakan SMQ menyatakan bahwa, dalam jangka pendek juga, pasien yang menilai fungsi memori adalah negatif dan dihubungkan dengan hasil tes-tes objektif, bahkan ketika pengendalian untuk tingkatan tekanan. Peneliti ini katakan laporan pasien itu perusakan/pelemahan memori ' harus tidak dipecat/ dibubarkan sebagai hal yang secara menekan perasaan keluhan saja' ( Schulze-Rauschenbach et al, 2005).

Pembedaan efek ECT
Walaupun terminologi seperti kerugian memori adalah sering digunakan dengan dapat dipertukarkan oleh clinicians untuk menguraikan efek tekanan temporer pada [atas] pengamatan ( terutama perhatian) dan efek ECT awet pada [atas] bidang fungsi teori, kebingungan ini adalah tak perlu dan bisa dihindarkan. Efek ECT menurut banyaknya dan menurut mutu berbeda dari perihal tekanan ( Mengantarkanlah et al, 1979) dan peneliti sudah secara konsisten membedakan [mereka/nya] ( Cronholm& Ottoson, 1963; Mengantarkanlah et al, 1979; Mengantarkanlah& Irisan, 1983; Pettinati& Rosenberg, 1984; Mengantarkanlah& Zouzounis, 1988). Banyak studi dikendalikan menunjukkan individu itu [yang] tertekan tetapi belum mempunyai ECT tidak menderita hilang ingatan ( Janis, 1950;

Weiner et semua 1986). Orang [yang] sudah mengalami efek kedua-duanya tekanan dan ECT jarang salah mengira orang untuk lainnya ( Makanan dan Drug Administrasi, 1982; Donahue, 2000): Efek ECT's adalah lebih buruk dan berbeda, mereka terjadi hanya setelah ECT dan mereka tetap berlaku dalam ketidakhadiran obat/racun dan tekanan.
Mekanisme tindakan [yang] mungkin
Bagaimana mungkin ECT menyebabkan cacat teori dan memori dan hilang ingatan [yang] permanen? Ada beberapa teori ( Bertinjulah 3). Satu adalah memori itu dimakan karat sebab sekarang elektrik diterapkan adalah densest dalam struktur area [yang] sementara di tengah-tengah dihubungkan dengan memori, mencakup hippocampus; area ini mempunyai ambang pintu perampasan [yang] rendah. Bagaimanapun, ini telah tidak belajar secara langsung ( Calev, 1994).

Teori lain memusatkan pada [atas] Efek ECT's pada [atas] metabolisme otak dan neurochemistry: pelanggaran atas blood-brain penghalang dan meningkat tekanan darah [yang] cerebral ( Bolwig et al, 1977; Taylor et al, 1985); peningkatan regional di (dalam) T2 waktu pengenduran ( Diehl et a!, 1994); gangguan (menyangkut) potentiation mekanisme [yang] jangka panjang ( Sackeim, 2000; Rami-Gonzalez et al, 2001); pelepasan/release excitatory amino pengaktifan dan cuka berlebihan [dari;ttg] sel yang peka rangsangan mereka ( Chamberlin& Tsai, 1998; Rami-Gonzalez et semua 2001), dan berkurang cholinergic transmisi ( gelar penguasa Mongol Et al, 1993; Rami- Gonzalez et al, 2001). Bahkan perubahan temporer di (dalam) manapun ini mungkin punya efek permanen pada [atas] otak.
Karena ECT mempengaruhi kedua-duanya cuping [yang] di garis depan dan sementara, adalah logis bahwa itu mempengaruhi tidak akan terbatas pada hilang ingatan, tetapi akan melibatkan kedua-duanya memori dan non-memory neuropsychological berfungsi ( Calev et al, 1995). Sackeim ( 2000) hipotesis yang pandangan tradisional yang hilang ingatan diakibatkan oleh kerusakan pada struktur cuping [yang] sementara di tengah-tengah yang sendiri mungkin (adalah) salah, karena diketahui kedua-duanya cuping [yang] di garis depan itu merusakkan dapat mengakibatkan hilang ingatan sebagai luas [sebagai/ketika/sebab] itu diurus ECT dan ECT itu menggunakan efek [yang] paling dalam nya pada [atas] prefrontal kulit pohon.

Jika pegangan hipotesis ini, kemudian fungsi di garis depan harus di/terpengaruh seperti halnya memori. Sederhananya sebab telah ada sangat kecil penyelidikan [dari;ttg] Efek ECT's pada [atas] fungsi ini, dokter harus tidak riang penuh harapan seperti ketiadaan [dari;ttg] efek [yang] permanen. Ketidakhadiran bukti-bukti [adalah] bukan bukti-bukti ketidakhadiran. Khususnya, Sackeim ( 2000) menunjuklah kepada ketiadaan [dari;ttg] riset formal pada [atas] Efek ECT's pada [atas] fungsi eksekutip (menyangkut) prefrontal kulit pohon: aktip memori ( berpegangan informasi dalam [jasa;layanan] dari suatu cakupan teori berfungsi), abstrak dan pemikiran [yang] logis, bergeser mental di/menetapkan, memecahkan masalah, perencanaan dan mengorganisir. Ini adalah ' pokok untuk mengorganisir hidup seseorang dan perilaku pengendalian, sekalipun begitu (yet) telah ada penyelidikan sedikit/kecil (menyangkut) dampak ECT' ( Sackeim, 2000).

Tiga percobaan/pengadilan, dua dikendalikan dan satu [yang] tak terkendalikan dan kecil, mendukunglah teori [dari;ttg] keterlibatan cuping di garis depan di (dalam) perusakan/pelemahan [yang] fungsional, walaupun penilaian dilaksanakan hanya selama atau dengan seketika setelah ECT ( Neylan et al, 2001; Rami- Gonzalez et al, 2003; Schulze-Rauschenbach et al, 2005).
Suatu generasi yang lalu, satu peneliti, meninjau ulang literatur pada [atas] ECT percobaan, menulislah bahwa kesenangan [dari;ttg] administrasi nya telah mengakibatkan penggunaan [yang] tersebar luas nya
' tanpa informasi latar belakang umum seperti biasa pikir sesuai dengan kebanyakan cara sesuatu dilakukan perawatan o ini niscaya kasus oleh karena clinically mengamati perubahan di (dalam) mempengaruhi dan perilaku yang diakibatkan oleh perawatan seperti (itu) . [Selagi/Sedang] pengamatan tingkah laku seperti (itu) pasti penuh keberhasilan, model seperti itu harus dibalikkan untuk mengijinkan kesimpulan tingkah laku kepada kemungkinan akibat pada [atas] neocortical struktur [dari;ttg] prosedur seperti itu' ( Goldstein et al, 1977).

Bukti-Bukti mendasarkan
Dalam ketidakhadiran [dari;ttg] kelanjutan jangka panjang belajar (di) atas masa lalu dua dekade, bukti-bukti terbaik yang tersedia untuk efek ECT [yang] permanen pada [atas] pengamatan dan kesanggupan ingatan telah dihasilkan dengan pasien [yang] terdahulu. Ini mempunyai paling sering mengambil format patient-designed mensurvei instrumen, yang (mana) [minta;tanya] secara rinci sekitar pengamatan. (Menyangkut) kelompok penemuan siapa disatukan ke dalam SURE tinjauan ulang [yang] sistematis, orang ditemukan bahwa 65% dari orang yang mempunyai mempunyai ECT yang yang dilaporkan ketrampilan [yang] organisasi lemah ( ECT Tanpa Nama, 1999). ditemukan Yang lain yang sepertiga mempunyai kesukaran yang memusatkan, dan 15% yang dilaporkan hilangnya kemampuan pemikiran ( Pedler, 2001). Sepertiga [minta;tanya] orang apakah mereka telah mengalami hilangnya kecerdasan/inteligen ' segera setelah perawatan', dan sekitar 40% yang dijawab dengan jelas ( mereka [adalah] tidak [diminta;tanya] apakah kerugian di/yang tetap berlaku) ( Philpot et al, 2004). Bagaimanapun, pasien terdahulu sudah didepan umum bersaksi ECT itu dapat mengakibatkan suatu [yang] sangat penting (> 30 titik) pengurangan permanen di (dalam) IQ score ( Makanan dan Drug Administrasi, 1982; Andre, 2001; Cott, 2005: p. 5) dan sudah mendokumentasikan klaim oleh neuropsychological evaluasi [yang] luas.

Walaupun mensurvei dan kasus melaporkan [adalah] bukan kaku dikendalikan percobaan/pengadilan, dalam ketidakhadiran percobaan/pengadilan seperti (itu) menyelenggarakan tahun atau bulan setelah ECT, mereka menyediakan suatu basis untuk kesimpulan menyangkut efek [yang] kurang baik permanen perawatan dan mekanisme tindakan [yang] mungkin.

Apa (yang) salah dengan pasien jalan telah ditaksir?
Mengakuilah ECT itu tidak mempunyai efek kurang baik permanen pada [atas] kemampuan teori dan memori telah didasarkan pada sangat mendapat keuntungan kotor ukuran fungsi mental seperti Mini-Mental Menyatakanlah Pengujian ( MMSE; Folstein et al, 1975) dan dementia lain yang menyaring timbangan ( Stoudemire et al, 1993; Sackeim, 2000; Mccall et al, 2004). Tetapi jika ECT telah memproduksi perdagangan besar dementia pada [atas] suatu skala mendapat keuntungan kotor cukup untuk;menjadi dideteksi oleh test ini, [itu] akan telah tak tahu malu dekade yang lalu.
Peneliti sudah menggunakan ukuran sangat sederhana, ringkas untuk menilai pasien- secara khas, test sangat terstruktur [dari;ttg] pelajaran lisan yang menyertakan material [yang] umum dikenal. Contoh ter/memasukkan Auditory Test Pelajaran [yang] Lisan ( AVLT; Rey, 1964) dan berbagai format [dari;ttg] rekanan [yang] dipasangkan, dengan interval ingatan [yang] sangat pendek. Tetapi tidak ada bukti-bukti yang ECT bertentangan dengan dengan baik- ketrampilan yang dibentuk/mapan seperti kosa kata atau dengan periode daya ingat [yang] pendek/singkat ( Mengantarkanlah& Chace, 1975; Zervas& Jandorf, 1993).

Bahkan orang dengan otak menjengkelkan yang luka-luka/kerugian atau lobotomy dapat melaksanakan baik pada [atas] test overlearned sederhana material lisan yang memerlukan informasi secara cultural umum, sebagai contoh Wechsler Skala Memori. ECT pasien Terkait dan bermotivasi tinggi bahkan lebih mungkin untuk maju/bekerja lancar pada [atas] test ini. Bagaimanapun, clinicians [yang] menyimpulkan dari . ini yang ada ' tidak (ada) kerugian memori' belum mengukur kerugian memori sama sekali, dan pasti bukan jenis cacat teori dan memori yang orang dapat mengalami setelah ECT ( Institut Nasional untuk Clinical Keunggulan, 2003).
Secara Bersama, komentar [yang] dari orang yang pasti mempunyai ECT menandai (adanya) hilangnya ketrampilan kompleks yang mendasari peran dunia nyata seperti siswa, profesor, ahli ilmu fisika atau perawat, dan sering juga ketidak-mampuan untuk kembali ke peran post-ECT itu ( Bertinjulah 4).

Kepekaan (menyangkut) test menggunakan setelah ECT tergantung sebagian besar pada [atas] apakah dan seberapa baik mereka mencerminkan permintaan teori nyata (menyangkut) jenis yang yang ditempatkan pada [atas] ex-patients. Peneliti sudah meyakinkan pasien yang ECT tidak punya efek kurang baik permanen atas dasar asumsi yang para permintaan ini akan minimal ( Mccall et al, 2004). Tetapi asumsi ini belum pernah diuji, dan laporan pasien memperingatkan spy hati2 thd itu. ECT populasi pasien ter/memasukkan orang [yang] adalah dalam masa remaja, sangat mendidik dan yang dilibatkan di (dalam) profesi [yang] yang menuntut, dan [yang] dapat sangat mengartikulasikan di (dalam) gambarkan defisit mereka. Jika sederhana dibakukan test tidak bisa mendeteksi defisit ini, tantangan [adalah] bukan untuk memecat/membubarkan komentar mereka tetapi untuk menemukan atau memikirkan test [yang] lebih sesuai.

Secara Riwayat Hidup Sendiri Wawancara Memori
Weiner et al ( 1986) dan Sackeim dan rekan kerja nya ( Coleman et al, 1996; Sackeim et al, 2000) sudahkah mencoba untuk mengukur hilang ingatan dengan suatu unvalidated instrumen [dari;ttg] disain mereka sendiri, mengenal sebagai ( Columbia Universitas) Secara Riwayat Hidup Sendiri Wawancara Memori. Test ini adalah tidak dapat merasakan ke ECT-INDUCED hilang ingatan di (dalam) dua jalan [yang] terkait: [itu] mengukur informasi [yang] sangat tua sedangkan ECT hilang ingatan dikenal sebagai [yang] densest untuk memori [yang] terakhir; dan sebanyak 60% (menyangkut) 200-300 materi test melibatkan overlearned dan [yang] sangat berlatih fakta- nama eyang, nomor telepon [dari;ttg] sanak keluarga [yang] dekat, dan lain lain- yang (mana) [adalah] bukan nampaknya akan dihapus oleh ECT. Overlearned dan informasi kaum tua mungkin tumpang-tindih ( seperti di pertanyaan seperti ' Apa [yang] adalah alamat mu') atau mungkin bukan, tetapi di (dalam) salah satu kasus yang memalukan pengujian dengan faktor ini akan tak penting mengakibatkan suatu meremehkan (menyangkut) tingkat mundur/memburuk hilang ingatan.
Penilaian hilang ingatan
Neuropsychological rutin menguji adalah unhelpful di (dalam) mencoba untuk menilai mundur/memburuk hilang ingatan ( Bangkitlah et al, 2003). Mengantarkanlah& Irisan ( 1983) yang dicoba untuk mengukur hilang ingatan [oleh/dengan] [minta;tanyakan] orang [yang] mempunyai mempunyai ECT untuk membuat suatu garis waktu yang mempertunjukkan jumlah hidup di/yang hilang. Accu- [yang] agak cabul [untuk] ini tergantung, tentu saja, pada [atas] kemampuan pasien untuk menilai tingkat [dari;ttg] hilang ingatan mereka, yang (mana) dapat mengambil banyak tahun, [seperti/ketika] mereka hanya dapat menemukan apa [yang] mereka sudah melupakan manakala dibisikkan oleh (orang) yang lain untuk ingat itu. Jika [diminta;tanya] segera setelah ECT, mereka sangat mungkin ke di bawah- menaksirlah tingkat mundur/memburuk hilang ingatan.

Penilaian kemampuan teori dan memori
Test kemampuan teori dan memori harus menilai bidang fungsi, sebab ECT perusakan/pelemahan mungkin bertukar-tukar tidak hanya antar[a] individu ( Goldstein et al, 1977) tetapi di dalam individu manakala mereka mengalami lebih dari satu sepanjang perawatan. Test dihafal tanpa pikir sederhana pelajaran lisan atau memori sub-tests itu (menyangkut) Wechsler cukup, [karena;sejak] ECT ( jika hilang ingatan karena malapetaka) memberikanlah kosa kata, keseluruhan kekayaan pengetahuan dan overlearned ketrampilan [yang] lisan. Pasien [yang] pasti mempunyai ECT harus dievaluasi dengan jenis neuropsychological baterei yang akan(kah) digunakan untuk pasien dengan suatu diketahui atau mencurigai sejarah otak luka-luka/kerugian. Ini perlu ter/memasukkan test bukan- lisan dan visuospatial pemikiran dan memori seperti [yang] didaftarkan itu di (dalam) Box 5.

Jika ada batasan waktu dan membiayai, menguji harus dikhususkan kepada defisit individu, yang (mana) dapat dikenali oleh laporan diri naratif dan oleh skala pengharkatan seperti Cognitive Daftar Pertanyaan Kegagalan ( Broadbent et al, 1982).
Kapan sebaiknya pasien diuji?
Jika ada untuk;menjadi baseline yang menguji, ganti-rugi harus dibuat untuk meliputi perbedaan antar[a] kapasitas teori dan memori pasien benar dan capaian manakala mengasyikkan oleh tekanan, dibubuhi obat atau hospitalised. Jika ganti-rugi seperti (itu) [adalah] tidak dibuat, semua suatu kembalian untuk ' baseline' fungsi setelah ECT akan menunjukkan akan(kah) bahwa Efek ECT's dengan kasar sepadan dengan- walaupun tidak harus berarti sama dengan- perihal tekanan ( Calev et al, 1995).

Suatu penilaian pre-ECT kapasitas lebih baik akan(kah) sejarah pasien dan berfungsi normal di sekolah, bekerjalah atau dalam beberapa kapasitas [yang] lain. Banyak pasien, sedikitnya dalam AS, akankah pasti mempunyai suatu IQ test, yang (mana) dapat digunakan untuk perbandingan dengan pos/tonggak- ECT score.
Pasien tidak bisa dengan penuh arti adv dievaluasi di (dalam) rumah sakit selama atau segera setelah ECT. [Bukan/Tidak] diri sendiri- melaporkanlah maupun memori kasar menguji mungkin (adalah) dapat dipercaya ( Cronholm& Ottoson, 1963). Suatu pasien mungkin maju/bekerja lancar pada [atas] MMSE atau hitungan yang serial tujuh tetapi tidak mungkin mengetahui bahwa nya teman yang yang dikunjungi nya hari sebelumnya- dan tidak akan mengetahui dia tidak mengetahui. Setelah tidak punya alasan sampai saat itu tidak untuk mempercayai nya memori, dan bukan mempunyai;nikmati diperingatkan untuk harapkan kelainan fungsi tubuh [yang] menjengkelkan, dia akan adamantly meminta dengan tegas bahwa nya memori tidak bisa salah/cacat. Bukan mekanisme bela diri pengingkaran [yang] psikologis, maupun apakah (itu) hanya sindrom otak [yang] organik akut yang (mana) terjadi dengan ECT, yang menyebabkan tidak acuh [yang] asli ini. Kebanyakan pasien belum pernah punya [sebelum/di depan] berpengalaman suatu hari di (dalam) hidup mereka manakala mereka tidak mengetahui apa [yang] mereka makan untuk makan malam atau [yang] mereka telah melihat atau apa [yang] mereka telah membaca hari sebelumnya. Mereka tidak genap mengetahui bahwa ini mungkin, biarkanlah sendiri bahwa itu sedang terjadi kepada [mereka/nya].

Suatu penilaian pre-ECT kapasitas lebih baik akan(kah) sejarah pasien dan berfungsi normal di sekolah, bekerjalah atau dalam beberapa kapasitas [yang] lain. Banyak pasien, sedikitnya dalam AS, akankah pasti mempunyai suatu IQ test, yang (mana) dapat digunakan untuk perbandingan dengan pos/tonggak- ECT score.
Pasien tidak bisa dengan penuh arti adv dievaluasi di (dalam) rumah sakit selama atau segera setelah ECT. [Bukan/Tidak] diri sendiri- melaporkanlah maupun memori kasar menguji mungkin (adalah) dapat dipercaya ( Cronholm& Ottoson, 1963). Suatu pasien mungkin maju/bekerja lancar pada [atas] MMSE atau hitungan yang serial tujuh tetapi tidak mungkin mengetahui bahwa nya teman yang yang dikunjungi nya hari sebelumnya- dan tidak akan mengetahui dia tidak mengetahui. Setelah tidak punya alasan sampai saat itu tidak untuk mempercayai nya memori, dan bukan mempunyai;nikmati diperingatkan untuk harapkan kelainan fungsi tubuh [yang] menjengkelkan, dia akan adamantly meminta dengan tegas bahwa nya memori tidak bisa salah/cacat. Bukan mekanisme bela diri pengingkaran [yang] psikologis, maupun apakah (itu) hanya sindrom otak [yang] organik akut yang (mana) terjadi dengan ECT, yang menyebabkan tidak acuh [yang] asli ini. Kebanyakan pasien belum pernah punya [sebelum/di depan] berpengalaman suatu hari di (dalam) hidup mereka manakala mereka tidak mengetahui apa [yang] mereka makan untuk makan malam atau [yang] mereka telah melihat atau apa [yang] mereka telah membaca hari sebelumnya. Mereka tidak genap mengetahui bahwa ini mungkin, biarkanlah sendiri bahwa itu sedang terjadi kepada [mereka/nya].

ECT Akreditasi Melayanilah ( 2005) merekomendasikanlah pasien itu harus diwawancarai 3 dan 6 bulan setelah ECT. Tetapi pada 3 bulan, mereka tidak mungkin sudah menyembuhkan kemampuan untuk berpegang pada memori [yang] sehari-hari ( mereka mungkin tetap di dalam periode anterograde hilang ingatan, diperkirakan oleh AS Institut Health [yang] Nasional ( 1985) ke rata-rata 2 bulan). Kita mengusulkan kelanjutan itu harus tidak (ada) lebih cepat dibanding 6 bulan. Satu tahun mempertimbangkan stabilisasi optimal [dari;ttg] defisit teori permanen dan penilaian lebih baik mundur/memburuk hilang ingatan.
Perusahaan Riset Pemakai Jasa ( 2002) mempunyai menuntut suatu pelajaran penelitian dengan ' merindukanlah followup sebab kerugian memori sebelum ECT mungkin hanya menjadi nyata setelah suatu interval [yang] panjang', seperti halnya Greenhalgh et al ( 2005: p. 78).

Apa yang sebaiknya pasien diberitahu?
Hilang Ingatan
Clinician [yang] menceritakan (kepada) nya pasien yang ada suatu ketiadaan riset pada [atas] efek ECT [yang] kurang baik permanen pasti akan menjadi pada [atas] landasan padat; bagaimanapun, ini tidak mungkin untuk membantu pasien di (dalam) pembuatan suatu berpotensi life-altering keputusan. terbaik Dia dapat melakukan adalah menyajikan nya pasien dengan apa [yang] diketahui ( dan tidak di/mengetahui) dan mendorong [mereka/nya] untuk menilai resiko untuk memecahkan situasi [yang] pribadi mereka.
Demikian Kemudian, pasien dapat diberitahu bahwa hilang ingatan permanen adalah salah satu dari ' umum' ( Sackeim, 2000) atau ' serius/ sering terjadi' ( Perguruan tinggi Psychiatrists [yang] Raja, 2005: p. 207) efek ECT dan bahwa itu mempengaruhi sedikitnya sepertiga pasien ( Riset Pemakai Jasa Mendirikanlah, 2002; Bangkitlah et al, 2003). Hilang ingatan seperti (itu) mungkin (adalah) diperkenalkan sebagai mempunyai;nikmati berbagai dimensi: jumlah hidup di/hilang, gradien hidrolik kritis [yang] sementara, sifat alami apa [yang] hilang, dan efek (menyangkut) penghapusan memori pada [atas] hidup individu.

Jumlah hidup tidak terasa hilang ingatan tidak bisa diramalkan; pasien harus diperingatkan bahwa itu telah diketahui untuk meluas untuk 10-20 tahun ( Pedler, 2001; Perusahaan Riset Pemakai Jasa, 2002). Haruslah dijelaskan hilang ingatan itu [adalah] tidak terbatas pada informasi tentang peristiwa terpisah atau ke fakta yang mudah didapat kembali, seperti biji dan nomor telepon, tetapi bahwa itu meliputi semua pemikiran, merasakan, hubungan dan interaksi [yang] pribadi, belajar dan ketrampilan dihubungkan dengan periode waktu [yang] dihapus, dan demikian kemudian tidak ada sederhana atau cara mudah untuk menangkap kembali apa [yang] hilang. [Karena;Sejak] gradien hidrolik kritis ECT hilang ingatan [yang] sementara adalah kebalikan [dari;ttg] melupakan normal, pasien harus diperingatkan bahwa tahun atau bulan [yang] paling terbaru akan [yang] paling di/terpengaruh. Kapan hilang ingatan adalah permanen [itu] mempunyai hal positif dalam, jarang, mempengaruhilah pada [atas] semua aspek (menyangkut) hidup pasien [yang] yang berikut. Karena banyak orang efek [dari;ttg] cacat teori dan memori dan/atau hilang ingatan permanen meniadakan manapun manfaat yang yang ditopang dari ECT ( Institut Nasional untuk Clinical Keunggulan, 2003).

Perguruan tinggi sekarang menasehati dokter jiwa untuk mendiskusikan topik mundur/memburuk hilang ingatan secara hati-hati ( Perguruan tinggi Psychiatrists [yang] Raja, 2005: p. 7). Tetapi mendadak dan dalam mundur/memburuk hilang ingatan tidak punya paralel di (dalam) pengalaman manusia [yang] biasa. Mengobatilah tidak bisa diharapkan untuk memahami banyak sekali cara hilang ingatan permanen dapat mengganggu hidup seseorang. Karena alasan ini, pasien calon harus didukung untuk berbicara dengan, atau rekening/tg-jawab yang dibaca yang [di]tertulis oleh, orang [yang] sudah mengalami hilang ingatan. Rekening/Tg-Jawab seperti (itu) dimasukkan di dalam laporan SURE [yang] tersebut di atas, manis Dan MIND ( Pedler, 2001), dan secara luas tersedia sedang dicetak ( e.g. Donahue, 2000) dan melalui/sampai forum [yang] online, e.g. http://www. ect.org) di mana keluarga-keluarga dan pasien calon dapat kadang-kadang [minta;tanya] pertanyaan secara langsung pasien terdahulu

Perusakan/Pelemahan teori
Perguruan tinggi Psychiatrists [yang] Raja ( 2005: p. 19) dan NICE ( 2003) menasehatilah bahwa potensi untuk perusakan/pelemahan teori digarisbawahi sepanjang proses persetujuan. Pasien harus dengan jelas diberitahu bahwa ECT mungkin punya efek permanen dan serius pada [atas] kedua-duanya kesanggupan ingatan dan non-memory pengamatan. Ini terbaik diuraikan di (dalam) terminologi [yang] sehari-hari: ' kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisir dan melaksanakan hal-hal ' dibanding/bukannya ' fungsi eksekutip'.
kecerdasan/inteligen dan Memori tetap utuh adalah [yang] sangat dihargai di (dalam) kultur [kita/kami]. Semakin berharga suatu pemilikan, semakin penting adalah untuk memahami tentang bahkan suatu kesempatan kecil bahwa itu boleh jadi untuk selamanya hilang. Sekalipun jawaban atas bagaimana sering IQ untuk selamanya diturunkan adalah ' Kita tidak mengetahui', itu adalah suatu fakta bahan untuk;menjadi dipertimbangkan oleh pasien itu. [Sebagai/Ketika/Sebab] individu, pasien bertukar-tukar sangat dalam permintaan yang yang ditempatkan pada [atas] cendekiawan mereka dan konsekwensi potensial [dari;ttg] perusakan/pelemahan [yang] permanen. Keputusan untuk setuju ke ECT punya mereka; tugas untuk menginformasikan, mereka milik dokter.

Kesimpulan
Evaluasi dan re-evaluation [dari;ttg] Resiko ECT's dan memperoleh manfaat dengan SURE, manis Dan Royal Perguruan tinggi Psychiatrists, dan pengenalan (menyangkut) tingkat yang bertumbuh dan pentingnya riset oleh dan menyertakan orang [yang] sudah mengalami ECT, seperti halnya ditingkatkan minat akan data kualitatif, perlu mendorong kearah peningkatan di (dalam) kedua-duanya pasien mempedulikan dan riset. Untuk memecahkan penemuan mengkawatirkan yang 50% pasien melaporkan menerima tidak cukup memperingatkan sisi [yang] potensial- efek ECT, memberi tahu persetujuan praktek perlu untuk ditinjau kembali. Khususnya, pasien calon harus diperingatkan resiko penting [dari;ttg] hilang ingatan permanen dan kemungkinan [dari;ttg] cacat teori dan memori [yang] permanen. Riset ke cukup menilai umur panjang dan alam[i] [dari;ttg] efek ini harus dikerjakan, ' menemani pasien' perspektif pada [atas] dampak ECT ke dalam masa depan RCTS' ( Greenhalgh et al, 2005: p. 78). Bagaimanapun juga ini adalah merindukan terlambat.

Gangguan Penggunaan Napza

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA GANGGUAN PENGGUNAAN NAPZA


LAPORAN PENDAHULUAN
I. KASUS (MASALAH UTAMA)
Gangguan penggunaan napza

II. PROSES TERJADINYA MASALAH
Gangguan penggunaan zat adiktif adalah suatu penyimpangan perilaku yang disebabkan oleh penggunaan zat adiktif yang bekerja pada susunan saraf pusat yang mempengaruhi tingkah laku, memori alam perasaan, proses pikir anak dan remaja sehingga mengganggu fungsi social dan pendidikannya. Gangguan penggunaan zat ini terdiri dari : penyalahgunaan dan ketergantungan zat.
Penyalahgunaan zat adiktif adalah suatu pola penggunaan yang bersifat patologis, yang menyebabkan remaja mengalami sakit yang cukup berat dan berbagai macam kesulitan, tetapi tidak mampu menghentikannya. Ketergantungan zat adiktif adalah suatu kondisi cukup berat ditandai dengan adanya ketergantungn fisik yaitu toleransi dan sindroma putus zat.
A. Rentang respon gangguan penggunaan zat adiktif
Rentang respon ini berfluktuasi dari kondisi yang ringan sampai dengan yang berat. Indikator dari rentang respon berdasarkan perilaku yang ditampakkanoleh remaja dengangangguan penggunaan zat adiktif.
Respon adaptif Respon maladaptive

Gambar 1: Rentang respon penggunaan zat adiktif
1. Penggunaan zat adiktif secara eksperimental ialah:
Kondisi penggunaan pada taraf awal, disebabkan rasa ingin tahu, ingin memiliki pengalaman yang baru, atau sering dikatakan taraf coba- coba.
2. Penggunaan zat adiktif secara rekreasional ialah:
Menguunakan zat od saat berkumpul bersama-sama dengan teman sebaya, yang bertujuan untuk rekreasi bersama teman sebaya.
3. Penggunaan zat adiktif secara situasional ialah:
Orang yang menggunakan zat mempunyai tujuan tertentu secara individual, sudah merupakan kebutuhan bagi dirinya sendiri, seringkali penggunaan zat ini merupakan cara untuk melarikan diri atau mengatasi masalah yang dihadapinya. Biasanya digunakan pada saat sedang konflik, stress, frustasi.
4. Penyalahgunaan zat adiktif ialah:
Penggunaan zat yang sudah bersifat patologis, sudah mulai digunakan secara rutin, paling tidak sudah berlangsung selama 1 bulan, dan terjadi penyimpangan perilaku dan mengganggu fungsi dalam peran di lingkungan social dan pendidikan.
5. Ketergantungan zat adiktif ialah:
Penggunaan zat yang cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai oleh adanya toleransi dan sindroma putus zat. Yang dimaksud sindroma putus zat adalah suatu kondisi dimana orang yang biasa menggunakan secara rutin, pada dosis tertentu berhenti menggunakan atau menurunkan jumlah zat yang biasa digunakan, sehingga menimbulkan gejala pemutusan zat.

B. Faktor pendukung
1. Faktor biologis
a. Genetic: tendensi keluarga
b. Infeksi pada organ otak
c. Penyakit kronis
2. Faktor psikologis
a. Gangguan kepribadian: anti sosial (resiko relatif 19,9%)
b. Harga diri rendah: depresi (resiko relatif: 18,8%), faktor social, ekonomi.
c. Disfungsi keluarga
d. Orang/ remaja yang memiliki perasaan tidak aman
e. Orang/ remaja yang memiliki ketrampilan pemecahan masalah yang menyimpang
f. Orang/ remaja yang mengalami gangguan idetitas diri, kecenderungan homoseksual, krisis identitas, menggunakan zat untuk menyatakan kejantanannya.
g. Rasa bermusuhan dengan orang tua
3. Faktor social cultural
a. Masyarakat yang ambivalensi tentang penggunaan dan penyalahgunaan zatadiktif: ganja, alkohol
b. Norma kebudayaan
c. Adiktif untuk upacara adat
d. Lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah yang terdapat banyak pengedar (mudah didapat: resiko relatif 80 %)
e. Persepsi masyarakat terhadap pengunaan zat
f. Remaja yang lari dari rumah
g. Remaja dengan perilaku penyimpangan seksual dini
h. Orang/ remaja yang terkait dengan tindakan kriminal
C. Stressor presipitasi
1. Pernyataan untuk mandiri dan dan membutuhkan teman sebaya sebagai pengakuan ( resiko relatif untuk terlibat NAZA: 81,3%)
2. Sebagai prinsip kesenangan, menghindari sakit/stress
3. Kehilangan seseorang atau sesuatu yang berarti
4. Diasingkan oleh lingkungan: rumah, teman-teman
5. Kompleksitas dari kehidupan modern
D. Faktor kontribusi ( resiko relatif 7,9% terlibat penyalah gunaan NAZA)
Seseorang yang berada dalam disfungsi keluarga akan tertekan, dan ketertekanan itu dapat merupakan faktor penyerta bagi dirinya terlibat dalam penyalahgunaan / ketergantungan NAZA, kondisi keluarga yang tidak baik itu adalah :
1. Keluarga yang tidak utuh : orang tua meninggal, orang tua cerai, dll
2. Kesibukan orang tua
3. Hubungan interpersonal dalam keluarga tidak baik
E. Tingkah laku
1. Tingkah laku klien pengguna zat sedatif hipnotik
a. Menurunnya sifat menahan diri
b. Jalan tidak stabil, koordinasi motorik kurang
c. Bicara cadel, bertele-tele
d. Sering datang ke dokter untuk minta resep
e. Kurang perhatian
f. Sangat gembira, berdiam, (depresi), dan kadang bersikap bermusuhan
g. Gangguan dalam daya pertimbangan
h. Dalam keadaan yang over dosis, kesadaran menurun, koma dan dapat menimbulkan kematian.
i. Meningkatkan rasa percaya diri
2. Tingkah laku klien pengguna ganja
a. Kontrol didi menurun bahkan hilang
b. Menurunnya motivasi perubahan diri
c. Ephoria ringan
3. Tingkah laku klien pengguna alcohol
a. Sikap bermusuhan
b. Kadang bersikap murung, berdiam
c. Kontrol diri menurun
d. Suara keras, bicara cadel,dan kacau
e. Agresi
f. Minum alcohol pagi hari atau tidak kenal waktu
g. Partisipasi di lingkungan social kurang
h. Daya pertimbangan menurun
i. Koordinasi motorik terganggu, akibat cenerung mendapat kecelakaan
j. Dalam keadaan over dosis, kesadaran menurun bahkan sampai koma.
4. Tingkah laku klien pengguna opioda
a. Terkantuk-kantuk
b. Bicara cadel
c. Koordinasi motorik terganggu
d. Acuh terhadap lingkungan, kurang perhatian
e. Perilaku manipulatif, untuk mendapatkan zat adiktif
f. Kontrol diri kurang
5. Tingkah laku klien pengguna kokain
a. Hiperaktif
b. Euphoria, agitasi, dan sampai agitasi
c. Iritabilitas
d. Halusinasi dan waham
e. Kewaspadaan yang berlebihan
f. Sangat tegang
g. Gelisah, insomnia
h. Tampak membesar –besarkan sesuatu
i. Dalam keadaan over dosis: kejang, delirium, dan paranoid
6. Tingkah laku klien pengguna halusinogen
a. tingkah laku tidak dapat diramalkan
b. Tingkah laku merusak diri sendiri
c. Halusinasi, ilusi
d. Distorsi (gangguan dalam penilaian, waktu dan jarak)
e. Sikap merasa diri benar
f. Kewaspadaan meningkat
g. Depersonalisasi
h. Pengalaman yang gaib/ ajaib
F. Mekanisme koping
Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan:
1. denial dari masalah
2. proyeksi merupakan tingkah laku untuk melepaskan diri dari tanggung jawab
3. Disosiasi merupakan proses dari penggunaan zat adiktif
G. Data khusus
1. jumlah dan kemurnian zat yang digunakan
2. Sering menggunakan
3. Metode penggunaan (dirokok, intravena, Oral)
4. Dosis terakhir digunakan
5. Cara memperoleh zat (dokter, mencuri, dll)
6. Dampak bila tidak menggunakan
7. Jika over dosis, berapa beratnya
8. Stressor dalam hidupnya
9. Sistem dukungan (keluarga, social, finansial)
10. tingkat harga diri klien, persepsi klien terhadap zat adiktif
11. Tingkah laku manipulatif

III. POHON MASALAH:
Resti Menciderai Diri

Intoksikasi (CP)

HDR

Gangguan Konsep Diri
Atau
Koping Mal Adaptif

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ancaman kehidupan
a. Gangguan keseimbangan cairan: mual, muntah berhubungan dengan pemutusan zat opioda
b. Resiko terhadap amuk berhubungan dengan intoksikasi sedatif hipnotik
c. Resiko cidera diri berhubungan dengan intoksikasi aklkohol, sedatif, hipnotik
d. Panik berhubungan dengan putus zat alkohol
2. Intoksikasi
a. Cemas berhubungan dengan intoksikasi ganja
b. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan intoksikasi sedatif hipnotik, alcohol, opioda
3. Withdrawl
a. Perubahan proses piker: waham berhubungan dengan putus zat alcohol, sedatif, hipnotik
b. Nyeri berhubungan dengan putus zat opioda, MDMA: extasy
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan putus zat opioda

4. Pasca detoksikasi
a. Gangguan pemusatan perhatian berhubungan dengan dampak penggunaan zat adiktif
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak mampu mengenal kualitas yang positif dari diri sendiri.
c. Resiko melarikan diri berhubungan dengan ketergantungan tehadap zat adiktif

Dari pohon masalah, diagnosa yang mungkin timbul :
1. Resiko tinggi menciderai diri sendiri berhubungan dengan intoksikasi
2. Intoksikasi berhubungan dengan menarik diri
3. Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan konsep diri
4. Harga diri rendah berhubungan dengan koping mal adaptif

V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Kondisi overdosis
a. Tujuan : Klien tidak mengalami ancaman kehidupan
Rencana tindakan:
- Observasi tanda – tanda vital, kesadaran pada 15 menit pada 3 jam pertama, 30 menit pada 3 jam kedua tiap 1 jam pada 24 jam berikutnya
- Bekerja sama dengan dokter untuk pemberian obat
- Observasi keseimbangan cairan
- Menjaga keselamatan diri klien
- Menemani klien
- Fiksasi bila perlu
2. Kondisi intoksikasi
Tujuan: intoksikasi pada klien dapat diatasi, kecemasan berkurang/hilang
Rencana tindakan:
a. Membentuk hubungan saling percaya
b. Mengkaji tingkat kecemasan klien
c. Bicaralah dengan bahasa yang sederhana, singkat mudah dimengerti
d. Dengarkan klien berbicara
e. Sering gunakan komunikasi terapeutik
f. Hindari sikap yang menimbulkan rasa curiga, tepatilah janji, memberi jawaban nyata, tidak berbisik di depan klien, bersikap tegas, hangat dan bersahabat
3. Kondisi withdrawl
a. Observasi tanda- tanda kejang
b. Berikan kompres hangat bila terdapat kejang pada perut
c. Memberikan perawatan pada klien waham, halusinasi: terutama untuk menuunkan perasaa yang disebabkan masalah ini: takut, curiga, cemas, gembira berlebihan, benarkan persepsi yang salah
d. Bekerja sama dengan dokter dalam memberikan obat anti nyeri

4. Kondisi detoksikasi
a. Melatih konsentrasi: mengadakan kelompok diskusi pagi
b. Memberikan konselin untuk merubah moral dan spiritual klien selama ini yang menyimpang, ditujukan agar klien menjadi manusia yang bertanggung jawab, sehat mental, rasa bersyukur, dan optimis
c. Mempersiapkan klien untuk kembali ke masyarakat, dengan bekerja sama dengan pekerja social, psikolog.








Daftar pustaka:
1. Cokingting, P.S., Darst,E, dan Dancy, B, 1992, Mental Health and Psichiatric Nursing, Philadelpia, J.B.,Lippincott Company, Chapter 8
2. Shults. Y.M. 1968,Manual of Psichiatric Nursing Care Plans, Boston, Little.Brown and Company, Chapter 20,21,22.
3. Stuart, G.W.,dan Sundeen, S.J., 1991, Pocket Guide to Psichyatric Nursing, (2nd,ed), St. Louis Mosby Year Book, Chapter 17.
4. Stuart, Gail W.,1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Alih bahasa Yani, Achir, Edisi 3, Jakarta, EGC
5. Hawari, Dadang.,2003, Penyelahgunaan dan ketergantungan NAZA,FKUI, Jakarta, gaya baru





Gangguan Hubungan Sosial

GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL

Manusia adalah mahkluk, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan , bina hubungan interpersonal yang positif.

I. Pengertian
Dibawah ini ada beberapa pengertian menurut tokoh tokoh antara lain ;
Stuart and Sudden (1998)
Hubungan interpersonal yang sehat terjadi jika individu yang terlibat saling merasakan kedekatan, sementara identitas pribadi masih tetap dipertahankan.

Rogers
Karakteristik hubungan yang sehat : terbuka, menerima orang lain sebagaisebagai orang yang mempunyai nilai sendiridan adanya rasa empati.

Gangguan hubungan social
Pengertian:
Keadaan dimana seorang individu berpartisipasi dalam kuantitas yang berlebihan atau tidak cukup atau ketidakefektifan kualitas pertukaran sosial (Townsend,1998)

II. RENTANGAN RESPONDEN SOSIAL

R. Adapati R. Maladapatif

Sosial Kesepian Manipulasi
Otonomi Menarik diri Impulsif
Kebersamaan Ketergantungan Narkisisme
Saling ketergantungan

(Stuart and Sundeen,hal 441)


PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESPONDEN SOSIAL MALADAPTIF
Perilaku Karakteristik
Manipulasi Orang lain diperlakukan seperti obyek hubungan terpusat pada masalah pengendalian individu, berorientasi pada diri sediri atau pada tujuan, bukan berorintasi pada orang lain.
Narkisisme Harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha
Inplusif Mendapatkan penghargaan, pujian, sikap egosentris, pencemburu, marah jika orang lain tidak mendukung. Tak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman , penilaian yang buruk tidak dapat diandalkan

Perilaku menarik diri :
Adalah usaha menghidari interaksi dengan orang lain dimana individu merasa bahwa kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyai kesempatan membagi rasa, fikiran, prestasi / kegagalan, ia mempunai kesulitan berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain.


III. KARAKTERISTIK PERILAKU MENARIK DIRI
. Gangguan pola makan : tidak ada nafsu makan / minum berlebihan
. Berat badan menurun /meningkat dratis
. Kemunduran kesehatan fisik
. Tidur berlebihan
. Tingal ditempat tidur dalam waktu yang lama
. Banyak tidur siang
. Kurang bergairah
. Tak mempedulikan lingkungan
. Aktivitas menurun
. Mondar – mandir / sikap mematung, melakukan gerakan secra berulang (jalan mondar mandir)
. Menurunnya kegiatan seksual


TUGAS PERKEMBANGAN BRHUBUNGAN DENGAN
PERTUMBUHAN INTERPERSONAL

Tahap perkembangan Tugas
Masa bayi Menetapkan landasan percaya
Masa bermain Mengembangkan otonomi dan awal perilaku mandiri
Masa pra sekolah Belajar menunjukkan inisiatif dan rasa tanggung jawab dan hati nurani
Masa sekolah Belajar berkompetisi, bekerja sama dan berkompromi
Masa pra remaja Menjadi intim dengan teman sejenis kelamin
Masa remaja Menjadi intim dengan lawan jenis kelamin dan tidak tergantung pada orsng tua
Masa dewasa muda Menjadi saling tergantung dengan orang tua, teman, menikah dan mempunyai anak
Masa tengah baya Belajar menerima
Masa dewasa Berduka karena kehilangan dan mengembangkan perasaan keterikatan dengan budaya.


IV. FAKTOR – FAKTOR PENCETUS GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL.
1. Faktor perkembangan
. Gangguan dalam pencapaian tingkat perkembangan
. Sistem kelarga yang terganggu
. Norma keluarga kurang mendukung hubungan keluarga dengan pihak lain diluar keluarga.
2. Faktor biologik
. Genetik, neurotransmiter masih perlu penelitian lebih lanjut.
3. Faktor sosio cultural
. Isolasi akibat dari norma yang tidak mendukng
. Harapan yang tidak realistic terhadap hubungan

V. STRESSOR PENCETUS
1. Stressor sosio cultural
. Menurunya satabilitas unit keluarga
. Berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya
2. Stresor psikologik
Ansietas berat yang berkepenjangan dengan keterbatasan untuk mengatasi.
VI. SUMBER KOPING
Keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam keluarga dan teman.
Hubungan dengan hewan peliharaan
Gunakan kreatifitas utuk mengekspresikan stress interpersonalseerti kesenian,musik,tulisan.
VII. MEKANISME KOPING
1. Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian anti social
. Poyeksi
. Pemisahan
. Merendahkan orang lain
2. Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian “border line”
. Pemisahan
. Reaksi formasi
. Proyeksi
. Isolasi
. Idealisasi orang lain
. Merendahkan orang lain


LANGKAH-LANGKAH PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Fraktor predisposisi
a. Faktor tumbuh kembang
Pada masa tumbuh kembang individu mempunyai tugas perkembsangan yang
harus dipenuhi, setiap tahap perkembangan mempunyai spesifikasi tersendiri
Bila tugas dalam perkembangan tidak terpenuyhi akan menghambat tahap
Perkembangan selanjutnya dan dapat terjadi gangguan hubungan social.
b. Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadi
nya gangguan hubungan sosial, termasuk komunikasi yang tidak jelas (
double blind komunikation), ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga dan
pola asuh keluarga yang tidak menganjurkan anggota keluarga untuk
berhubungan di luar lingkungan keluarga.
c. Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan factor
pendukung untuk terjadinaya ada gangguan hubungan sosial. Hal ini
disebabkan oleh noma-norma yang dianut keluarga yang salah, dimana tiap
anggota keluarga yang tidak produktif diasingkan dari hubungan sosialnya
misalnya : usia lanjut, penyakit kronis, penyandang cacat dan lain-lain.

2. Faktor predisposisi
a. Struktur sosial budaya
Stres yang ditimbulkan oleh factor sosial budaya antara lain keluarga yang
labil, berpisah dengan orang yang terdekat/berarti, perceraian dan lain-lain.
b. Faktor hormonal
Gangguan dari fungsi kelenjar bawah otak (gland pituitary ) menyebabkan
turunya hormon FSH dan LH. Kondisi ini terdapat pada pasien skizofrenia.
c. Hipotesa virus
Virus HIV dapat menyebabkan prilaku spikotik.
d. Model biological lingkungan sosisal
Tubuh akan menggambarkan ambang toleransi seseorang terhadap stress pada
saat terjadinya interaksi dengan interaksi sosial.
e. Stressor psikologik
Adanya kecemasan berat dengan terbatasnya kemampuan menyelasaikan
kecemasan tersebut.
3. Prilaku
a. Tingkah laku yang berhubungan dengan curiga
1. Tidak mampu mempercayai orang lain.
2. Bermusuhan.
3. Mengisolasi diri dalam hubungan sosial
4. Paranoia
b. Tingkah laku yang berhubungan dengan dependen
1. Ekpresi perasaan tidak langsung dengan tujuan.
2. Kurang asertif
3. mengisolasi diri dalam hubungan sosial
4. Harga diri rendah
5. Sangat tergantung dengan orang lain.
c. Tingkah laku yang berhubungan dengan kepribadian anti sosial.
1. Hubungan interpersonal yang dangkal
2. Rendahnya motifasi untuk berubah
3. Berusaha untuk tampil menarik.
d. Tingkah laku yang berhubungan dengan borderline.
1. Hubungan dengan orang lain sangat stabil
2. Percobaan bunuhdiri yang manipulatif
3. Susunan hati yang negatif (depresif)
4. Prestasi yang rendah
5. Abivalensi dalam hubungan dengan orang lain
6. Tidak tahan dengan sendirian
e. Tingkah laku yang berhubungan dengan menarik diri
1. Kurang spontan
2. Apatis, ekpresi wajah kurang berseri
3. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan dirinya
4. Tidak mau komonikasi verbal
5. Mengisolasi diri
6. Kurang sadar dengan lingkungan sekitar
7. Kebutuhan fisiologis terganggu
8. Aktivitas menurun
9. Kurang energi, harga diri rendah, postur tubuh berubah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah keperawatan yang berubungan dengan hubungan sosial. Diagnosa menurut NANDA :
1. Resiko terjadi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan menarik diri
2. Koping keluarga inefektif
3. Koping indifidu inefektif
4. Kesepian berhubungan dengan menarik diri
5. Perubahan proses berfikir
6. Isolasi sosial berhubungan dengan kemampuan hubungan sosial inadekuat
7. Ganggiuan persepsi (harga diri rendah) berhubungan dengan persepsi keluarga nonrealistik dalam berhubungan.
8. Menarik diri berhubungan dengan waham curiga.
9. Kebersihan diri kurang berhubungan dengan kurang energi
10. Gangguan hubungan sosial berhubungan dengan kurangnya perhatian terhadap lingkungan.
11. Menurunya aktivitas motorik berhubungan kurangnya perhatian terhadap lingkungan.
12. Potensial defisit cairan berhubungan dengan tidak mau merawat diri.
13. Gangguan komonikasi verbal
14. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan menarik diri
C. PERENCANAAN
Ada beberapa prinsip rencana asuhan keperawatan dengan klien gangguan hubungan sosial, antara lain :
1. Bina hubungan saling percaya
2. Bantu klien menguraikan kelebihan dan kekurangan interpersonal.
3. Bantu klien membina kembali hubungan interpersonal yang positf / adaptif dan memberikan kepuasan timbal balik :
Beri penguatan dan kritikan yang positif
Jangan perhatikan klien saat manipulatif/ekploratif,konfrontasi
Bertindak sebagai model peran, latih prilaku
Dengarkan semua kata-kata klien dan jangan menyela saat klien bertanya.
Berikan penghargaan saat klien dapat berprilaku yang positif
Hindari ketergantungan klien
Kembangkan hubungan terapeutik dengan klien “bukan anda”, tetapi perilaku anda yang tidak dapat diterima.
4. Perhatikan kebutuhan ADL klien
5. Libatkan dalam kegiatan ruangan.
6. Ciptakan lingkungan terapeutik
7. Terapi somatic
8. Libatkan keluarga/system pendukung untuk membantu mengatasi masalah klien.

D. PELAKSANAAN
Pelaksanaan sesuai dengan rencana keperawatan yang ada dan dilakukan di lapangan
E. EVALUASI
Klien mengadakan hubungan interpersonal yang efektif, dapat bekerjasama dengan perawat dan keluarga, klien dapat menggunakan sumber koping yang adekuat.

Photobucket